Ila hadroti memiliki makna sebagai bentuk penghormatan, kalimat ila hadroti diberikan kepada orang-orang yang dekat dengan Allah swt atau orang-orang yang dicintai Allah. Ila hadroti biasa dipergunakan ketika tawassul atau washilah.
Supaya doa terkabul, banyak yang menggunakan tawassul ketika berdoa. Tetapi tidak semua tawassul diperbolehkan karena mengandung syirik.
Ketika seseorang mengalami kesulitan dan butuh pertolongan Allah. Ia mendekatkan diri kepada Allah dalam meminta bantuan. Ketika hal itu dilakukan ada yang berdoa kurang percaya diri sehingga ia menggunakan perantara didalam doanya agar yakin peluang permohonannya semakin terkabul.
Menggunakan perantara seperti ini disebut tawassul. Ia merasa lebih percaya diri dengan menggunakan perantara dari orang-orang sholeh yang sudah meninggal dunia agar bisa mendekatkan diri dan meminta pertolongan kepada Allah swt. Lantas bagaimana hukumnya berdoa menggunakan wasillah ini dalam islam?
Jawabannya ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak diperboleh atau terlarang. Tawassul yang diperbolehkan adalah sebagai berikut.
Tawassul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah swt
Menggunakan nama dan sifat-sifat-nya sebelum berdoa dilakukan agar dekat dengan allah dan permohonan doa terkabul merupakan tawassul yang diperbolehkan. Contoh yang rasulullah ajarkan adalah: "Ya Allah sesungguhnya engkau maha pemaaf dan maha mulia, engkau menyukai permohonan maaf, maka maafkanlah aku". (At-tirmidzi).
Dalam doa diatas rasulullah saw meminta maaf kepada Allah swt dengan sifat-nya yang maha pemaaf.
Tawassul dengan amal shaleh yang pernah dilakukan
Tawassul dengan keimanan dan amal yang pernah dilakukan adalah bukti ketaatan kepada Allah agar Allah ridho dan mengabulkan permohonan kita.
Contohnya yang pernah diceritakan oleh rasulullah saw tentang tiga orang yang terjebak didalam goa yang jalan keluarnya tertutup oleh batu besar.
Diantara mereka ada yang berkata "kita tidak bisa keluar kecuali dengan berdoa kepada Allah dengan perantara amal shaleh yang pernah kita lakukan". Lalu satu persatu mereka berdoa agar selamat dari terjebak oleh batu yang menutupi jalan keluar itu.
Ada yang menyebutkan kebaikan kepada orang tuanya, lalu batu itu bergeser sedikit. Lalu yang lainnya menyebutkan dirinya pernah membatalkan perbuatan zina, kemudian batu itu bergeser sedikit. Dan orang yang terakhir ia menyebutkan pernah melakukan kebaikan kepada pekerjanya lalu batu itu bergeser hingga mereka bertiga yang terjebak bisa keluar.
Ketika mereka menyebutkan amal yang pernah dilakukan, mereka juga memohon kepada Allah sambil berkata "Ya Allah jika amal yang kulakukan itu adalah karena-mu lepaskanlah aku dari himpitan ini".
Tawassul dengan orang shaleh yang masih hidup
Pada waktu kekeringan di jaman rasulullah saw. Para sahabat menemui rasulullah agar berdoa kepada Allah untuk diturunkannya hujan. Saat masa kekeringan itu datang kembali rasulullah saw sudah wafat, para sahabat menemui Al-‘Abbas untuk meminta didoakan agar hujan turun.
Ketika umar bin khattab pamit untuk melakukan umroh, rasulullah saw mengatakan "saudaraku, jangan lupa untuk mendoakan kami disini". Dan umar juga pernah ketika bertemu dengan uwais al qarni seseorqng yang sangat taat kepada orang tuanya, umar meminta didoakan kepada uwais agar diampuni oleh Allah swt.
Itulah tawassul yang diperbolehkan selain dari itu semua adalah dilarang yang mengantarkan kepada kemusyrikan. Contoh yang dilarang adalah meminta dengan jah (wibawa) orang yang sudah meninggal misalnya "ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan jah syaikh abdul qadir al jailani".
Apabila cara itu adalah cara yang benar maka para sahabat mendatangi kuburan manusia yang paling dicintai oleh Allah swt yaitu rasulullah saw.
Supaya doa terkabul, banyak yang menggunakan tawassul ketika berdoa. Tetapi tidak semua tawassul diperbolehkan karena mengandung syirik.
Ketika seseorang mengalami kesulitan dan butuh pertolongan Allah. Ia mendekatkan diri kepada Allah dalam meminta bantuan. Ketika hal itu dilakukan ada yang berdoa kurang percaya diri sehingga ia menggunakan perantara didalam doanya agar yakin peluang permohonannya semakin terkabul.
Menggunakan perantara seperti ini disebut tawassul. Ia merasa lebih percaya diri dengan menggunakan perantara dari orang-orang sholeh yang sudah meninggal dunia agar bisa mendekatkan diri dan meminta pertolongan kepada Allah swt. Lantas bagaimana hukumnya berdoa menggunakan wasillah ini dalam islam?
Jawabannya ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak diperboleh atau terlarang. Tawassul yang diperbolehkan adalah sebagai berikut.
Tawassul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah swt
Menggunakan nama dan sifat-sifat-nya sebelum berdoa dilakukan agar dekat dengan allah dan permohonan doa terkabul merupakan tawassul yang diperbolehkan. Contoh yang rasulullah ajarkan adalah: "Ya Allah sesungguhnya engkau maha pemaaf dan maha mulia, engkau menyukai permohonan maaf, maka maafkanlah aku". (At-tirmidzi).
Dalam doa diatas rasulullah saw meminta maaf kepada Allah swt dengan sifat-nya yang maha pemaaf.
Tawassul dengan amal shaleh yang pernah dilakukan
Tawassul dengan keimanan dan amal yang pernah dilakukan adalah bukti ketaatan kepada Allah agar Allah ridho dan mengabulkan permohonan kita.
Contohnya yang pernah diceritakan oleh rasulullah saw tentang tiga orang yang terjebak didalam goa yang jalan keluarnya tertutup oleh batu besar.
Diantara mereka ada yang berkata "kita tidak bisa keluar kecuali dengan berdoa kepada Allah dengan perantara amal shaleh yang pernah kita lakukan". Lalu satu persatu mereka berdoa agar selamat dari terjebak oleh batu yang menutupi jalan keluar itu.
Ada yang menyebutkan kebaikan kepada orang tuanya, lalu batu itu bergeser sedikit. Lalu yang lainnya menyebutkan dirinya pernah membatalkan perbuatan zina, kemudian batu itu bergeser sedikit. Dan orang yang terakhir ia menyebutkan pernah melakukan kebaikan kepada pekerjanya lalu batu itu bergeser hingga mereka bertiga yang terjebak bisa keluar.
Ketika mereka menyebutkan amal yang pernah dilakukan, mereka juga memohon kepada Allah sambil berkata "Ya Allah jika amal yang kulakukan itu adalah karena-mu lepaskanlah aku dari himpitan ini".
Tawassul dengan orang shaleh yang masih hidup
Pada waktu kekeringan di jaman rasulullah saw. Para sahabat menemui rasulullah agar berdoa kepada Allah untuk diturunkannya hujan. Saat masa kekeringan itu datang kembali rasulullah saw sudah wafat, para sahabat menemui Al-‘Abbas untuk meminta didoakan agar hujan turun.
Ketika umar bin khattab pamit untuk melakukan umroh, rasulullah saw mengatakan "saudaraku, jangan lupa untuk mendoakan kami disini". Dan umar juga pernah ketika bertemu dengan uwais al qarni seseorqng yang sangat taat kepada orang tuanya, umar meminta didoakan kepada uwais agar diampuni oleh Allah swt.
Itulah tawassul yang diperbolehkan selain dari itu semua adalah dilarang yang mengantarkan kepada kemusyrikan. Contoh yang dilarang adalah meminta dengan jah (wibawa) orang yang sudah meninggal misalnya "ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan jah syaikh abdul qadir al jailani".
Apabila cara itu adalah cara yang benar maka para sahabat mendatangi kuburan manusia yang paling dicintai oleh Allah swt yaitu rasulullah saw.